Tanjung (Kemenag Tabalong) – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tabalong yang juga merupakan Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Tabalong, H. Akhmad Surkati menilai komplek tempat ibadah Puja Mandala di Nusa Dua Kab Badung Provinsi Bali merupakan wujud toleransi dan kerukunan umat beragama.
“Di lokasi Puja Mandala yang mana lima rumah ibadah berdampingan, keragaman menyatu semua, dan itu merupakan apresiasi terhadap perbedaan agama,” Kata H. Akmad Surkati saat dikonfirmasi usai melakukan kunjungan kerja (kunker) studi tiru Ke Kab Badung Prov Bali bersama Kesbangpol dan pengurus FKUB lainnya , Senin (27/11/23) di ruang kerjanya
Surkati menyebut Puja Mandala sukses menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga sangat tepat dijadikan tempat study tiru untuk menimba pengalaman dalam menjaga kerukunan di Kabupaten Tabalong.
“Kegiatan studi tiru ke Puja Mandala tersebut bertujuan untuk melihat dan mempelajari konsep Tolerasi yang diterapkan oleh masyarakat desa disana. Sehingga harapannya FKUB bisa mendapat wawasan atau pemikiran analisa untuk rekomendasi dalam membuat program yang dapat terus merajut kerukunan umat beragama di Kabupaten Tabalong,” ujarnya.
Kepala Kesbangpol Tabalong Rahadian Noor saat memberikan sambutan dalam pertemuan tersebut menyebut sejatinya Puja Mandala menjadi tempat beribadah bagi kaum beragama. Namun lokasinya yang berada di kawasan pariwisata menjadikan tempat ini sebuah objek wisata budaya spritual secara lokal dan internasional.
“Sebagaimana Puja Mandala sebagai akun obyek wisata religi, Kabupaten Tabalong yang akan menjadi penyangga ibu kota nusantara, dapat melihat berbagai kemungkinan bagaimana memajukan daerah, kerukunan, harmonisasi sekaligus wisata religi,” imbuh Rahadian Noor
Sementara, Ketua Paguyuban Antar Umat Beragama Komplek Puja Mandala, I Wayan Solo saat menerima kunjungan rombongan menuturkan bahwa pihaknya sangat bangga bahwa Pulau Dewata memiliki kawasan tempat ibadah yang merupakan inti keberhasilan kerukunan umat beragama.
Wayan Solo menuturkan bahwa sebagai kumpulan dari tempat ibadah lima agama, heterogenitas kegiatan di kawasan Puja Mandala cukup beragam
“Meskipun kegiatan keagamaan yang berbeda pada setiap rumah ibadah, namun bentuk toleransi dan kerukunan beragama di kompleks Puja Mandala ini sangat nyata, umat dari masing-masing agama saling bergotong royong dan membantu, sehingga menciptakan damai bagi setiap manusia,” tandasnya
Untuk diketahui, Komplek Puja Mandala merupakan kawasan tempat suci yang terdiri dari lima tempat ibadah dalam satu kawasan yang terletak di Nusa Dua. Kawasan tempat ibadah itu dibangun pada tahun 1994 dan resmi dibuka pada tahun 1997.
Di dalam kawasan itu terdapat Mesjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Budha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan tempat ibadah umat Hindu Pura Jagatnata. (Rep:Fahriah /Ft: Abd)