Tanjung (Kemenag Tabalong) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka.Kankemenag) Kab. Tabalong H. Sahidul Bakhri menuturkan moderasi dalam beragama sangat penting diajarkan dan ditanamkan pada diri siswa madrasah dan sebelum pemahaman tersebut sampai ke siswa, maka seorang tenaga didik wajib untuk memahami tentang konsep moderasi beragama tersebut.
“Mengedukasi Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejak dini sangat penting untuk moderasi beragama dari sudut pandang, pemahaman, definisi dan implementasinya menurut cara pandang seusianya,” ucapnya saat memberikan arahan pada kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru MI yang digelar di MIN 11 Tabalong, Kamis (31/08/23).
Ka.Kankemenag menambahkan untuk mengawal penguatan moderasi beragama bisa berjalan secara utuh, maka di madrasah harus dipastikan tidak ada tenaga didik yang terpapar paham keagamaan yang ekstrem dan radikal.
“Memberi edukasi siswa adalah salah satu tugas dan tanggung jawab tenaga didik dimadrasah, kawal dan jangan sampai ada guru ataupun siswa yang menjadi penganut cikal bakal paham radikal, tuntun dan arahkan bahwa agama itu mengajarkan pada kasih sayang, saling menghargai perbedaan, saling menghormati dan bertenggang rasa,” jelasnya.
Dikatakannya, program penguatan moderasi beragama di madrasah sebagai upaya untuk memperkuat karakter diri siswa dalam menyikapi perbedaan dalam kehidupan bersosial khususnya dalam keberagamaan.
“Moderasi beragama sebagai salah satu konsep membangun sikap toleran dan rukun guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Orang yang paham dan mengerti moderasi beragama adalah orang yang dapat menyeimbangkan antara pengamalan agamanya sendiri dan juga penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan,” tambahnya.
Disebutkan Moderasi beragama akan mengarahkan siswa memahami tentang keragaman beragama karena pada hakekatnya semua agama berupaya melindungi harkat dan martabat kemanusiaan.
“Moderasi beragama dapat menjadi perangkai dan perajut jiwa nasionalis kebangsaan yakni kebhinekaan dan mampu menjadi teladan dalam kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan dalam hidup berbangsa dan bernegara,” tambahnya.
Terlebih saat ini, eksistensi madrasah sudah diperhitungkan oleh masyarakat sehingga perlu adanya tekad yang kuat untuk melahirkan generasi-generasi unggul dari madrasah, tidak hanya cerdas secara intelektual, cerdas secara spritual namun juga harus cerdas emosional. Paham arti berempati, menghargai, menghormati dan menjaga hubungan baik dalam lingkungan social dan sejatinya lingkungan social itu akan dikelilingi dengan berbagai suku, agama, budaya dan ras.
“Untuk itu, siswa MI harus dibekali dengan metode yang sesuai dengan konsep berpikir dan usianya. Mereka inilah yang harus lebih awal ditanamkan paham-paham perdamaian, kerukunan, cinta serta menghargai perbedaan suku, agama, budaya dan untuk mendukung hal itu, dibutuhkan tenaga-tenaga didik yang paham akan Moderasi Beragama,” pungkasnya. (Rep:Sry/Ft:Rudy)