Jamaah Haji Tabalong Lakukan Ziarah Ke Makam Sekitar Masjidil Haram

Mekkah (Kemenag Tabalong) – Petugas Pembimbing Ibadah Haji BDJ 02, H. Misrani mengatakan Sebagian Jamaah asal Kabupaten Tabalong melakukan ziarah dengan jalan kaki sekitar Masjidil haram yang berkait dengan tautan sejarah utamanya, Sabtu ba’da subuh, (17/06/23) yang bertepatan 28 Dzulqaedah 1444 H.

“Di Mulai dari Jabal Abi Qubais yang sekarang jadi Rumah Raja, Pelataran mesjid bekas Rumah Siti Khadijah RA, dimana beliau hidup berkeluarga bersama Rasullah SAW dan disana pula dilahirkan putri beliau Fatimah RA dan disampingnya ada Hammam (toilet yg sangat banyak dan areanya luas yang terkenal dengan sebutan hammam 1000 sebagaimana diyakini sebagai bekas rumah Abu Jahal,” terang H. Misrani.

Dilanjutkan, katanya, ke arah Maulidur Rasul tempat dimana diyakini sebagai tempat dilahirkannya Baginda Rasul Muhammad SAW yang diatasnya di Bangun Perpustakaan Al Haram.

“Tak lupa melihat disampingnya ada Zamzam Sabeel, dimana jamaah haji bebas mengambil air zam zam sepuasnya dengan wadah apapun seperti jerigen 5 -30 liter,” katanya.

Perjalanan dilanjutkan ke Pemakaman Jannatul Ma’la, dimana disana dimakamkan keluarga Rasulullad SAW. Utamanya Isteri Baginda Rasul Muhammmad SAW yaitu Ummul Mu’minin Hadijatal Kubra.

“Menurut riwayat disana dimakamkan juga Kakek Rasul SAW Abdul Muthalib serta putra putra Rasulullah SAW. Bahkan berdasarkan penuturan peziarah dari Turki disana dimakamkan juga Buyut Baginda Rasul SAW Abdu Manaf dan Paman Beliau Abu Thalib serta Ibunda beliau Siti Aminah. Disana juga dimakam Ulama Kharismatik Syekh Muhammad Alwi Al Maliki.

Dikutip dari iNews.id, setidaknya ada12 ulama tanah air yang dimakamkan disana yaitu:

  1. Syaikh Ahmad Khatib Sambasi (wafat 1875)
  2. Syaikh Nawawi Bantani (1897)
  3. Syaikh Junaid Betawi (akhir abad 19 M)
  4. Syaikh Abdul Haq Banten (1903)
  5. Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (1916)
  6. Syaikh Abdul Hamid Kudus (1916)
  7. Syaikh Mahfuzh Tremas (1920)
  8. Syaikh Mukhtarudin Bogor (1930)
  9. Syaikh Umar Sumbawa (1930-an)
  10. Syaikh Abdul Qadir Mandailing (1956)
  11. Syaikh Yasin Padang (1990)
  12. KH Maimoen Zubair (2019).

(Rep/Ft: H.Misrani)